Pages

Monday, May 25, 2015

Apakah rezeki itu bentuknya harta benda saja atau ada bentuk-bentuk lainnya?

REZEKI

Pertanyaan:

Apakah rezeki itu bentuknya harta benda saja atau ada bentuk-bentuk lainnya?

Jawab:

Rezeki yang diberikan Allah kepada kita bukan hanya berupa harta atau benda yag dihasilkan oleh bumi saja. Rezeki dapat pula berupa kesehatan, kekuatan tubuh, keterampilan, atau gerak langkah dalam kehidupan.

Suatu ketika Anda tidak punya lalu Anda berkata, “Saya tidak bisa menyumbang karena saya tidak punya uang.” Menyumbang bisa dengan macam-macam, bisa tenaga, ilmu pengetahuan, keterampilan yang semuanya untuk kepentingan masyarakat.

Firman Allah,

“Dan nafkahkanlah sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.” (al-Baqarah: 3)

Arti rezeki dari ayat di atas yaitu segala apa yang dapat diambil manfaatnya leh masyarakat. Contohnya bisa kita lihat, betapa banyak buruh dan karyawan yang berusaha untuk mendapat gaji besar dengan kemampuan yang ada, keahlian atau tenaga, tapi hasilnya tetap saja kecil.


Adakalanya seseorang banting tulang di masa mudanya untuk mencari harta, justru baru berhasil ketika menginjak usia tua.

Monday, May 11, 2015

Siapa yang pertama kali membangun Ka’bah?

BANGUNAN KA’BAH

Pertanyaan:

Siapa yang mula-mula membangun Ka’bah?

Jawab:

Ada yang berpendapat bahwa manusia pertama pembangunan Ka’bah yaitu Ibrahim. Pendapat seperti itu keliru,

Firman Allah,

¨bÎ) tA¨rr& ;MøŠt/ yìÅÊãr Ĩ$¨Y=Ï9 Ï%©#s9 sp©3t6Î/ %Z.u$t7ãB Yèdur tûüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÒÏÈ

“Sesungguhnya rumah yag mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (Ali Imran: 96)

Dijelaskan pada ayat terseut “Dibangun untuk tempat ibadah manusia.” Oleh sebab itu, yang membangun untuk manusia tentunya bukan manusia. Ayat tersebut menekankan kepada umat manusia (Adam termasuk juga manusia). Karenanya, Ka’bah dibangun sebelum Nabi Adam as.

Jelas dan pasti, Baitullahil Haram dibangun sebelum Nabi Ibrahim a.s. bersama Nabi Ismail a.s. hanya meninggikan (membina dasar bangunan yang sudah ada sebelumnya)

Firman Allah,


“Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan). Sesungguhya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”” (al-Baqarah: 127)



#AndaBertanyaIslamMenjawab


Sumber: Buku Anda Bertanya Islam Menjawab karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya'rawi

Thursday, May 7, 2015

Apa arti sebenarnya kata "INSYA ALLAH"?

ARTI KATA “INSYA ALLAH”

Pertanyaan:

Orang sering mengatakan “Insya Allah”. Apa arti sebenarnya kata tersebut?

Jawab:

Segala sesuatu yang menyangkut “nanti atau besok”, tergolong dalam pengertian “akan datang”. Selama menyangkut “akkan datang”, manusia tidak dapat memastikan kecuali bila dikehendaki Allah.

Firman Allah,

“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, ‘Aku pasti melakukan itu besok pagi,’ kecuali (dengan menyebut), ‘Insya Allah’” (al-Kahfi: 23-24)

Sesuatu yang menyangkut akan datang, mencakup lima unsur:

·         Pertama  : pelaku (subjek).
·         Kedua      : yang diperlakukan (objek).
·         Keetiga    : waktu dan tempat kejadian.
·         Keempat : sebab musabab.
·         Kelima      : kekuatan dan kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaannya.

Apabila seorang berkata, “Besok saya akan pergi ke tempat si fulan untuk membicarakan masalah anu.”

Orang itu tidak mempunyai jaminan kalau ia akan tetap hidup sampai besok. Begitu juga yang akan ditemui. Kalau ia esoknya bisa pergi, mungkin waktunya tidak tepat, atau tempatnya berubah atau mungkin esoknya orang itu berhalangan baik secara fisik atau mental, atau juga berubah niat untuk melaksanakannya. Jadi, manusia tidak kuasa menentukan kelima unsur itu.


Semuanya dikembalikan kepada pengaturnya, yaitu Allah Yang Mahakuasa. Manusia harus menurut perintah-Nya, mengucapkan kata insya Allah (apabila Allah menghendaki). Apabila Dia tidak menghendaki, pasti rencana itu gagal.


#AndaBertanyaIslamMenjawab


Sumber: Buku Anda Bertanya Islam Menjawab karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya'rawi

Apa sebenarnya tujuan utama beribadah?

TUJUAN BERIBADAH

Pertanyaan:

Apa sebenarnya tujuan utama beribadah?

Jawab:

Tujuan utama beribadah ialah takwa.

Firman Allah,


$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Y9$# (#rßç6ôã$# ãNä3­/u Ï%©!$# öNä3s)n=s{ tûïÏ%©!$#ur `ÏB öNä3Î=ö6s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇËÊÈ


Hai manusia, sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan-mu dan orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa.(al-Baqarah: 21)

Seseorang yang bertakwa akan selalu mengikuti sifat-sifatnya. Ia akan terhindar dari gangguan kehidupan, goncangan jiwa, dan apa saja yang bertalian dengan benda. Itu artinya bahwa ia beribadah kepada Allah.


Manusia diberi sarana oleh-Nya. Diberi bumi untuk tinggal dan beribadah kepada-Nya. Allah memberi kewajiban-kewajiban. Karenanya Allah meminta hak agar manusia beribadah kepada-Nya, dengan tujuan agar manusia dapat terhindar diri dari soal-soal buruk yang merugikan di dunia dan dari siksa neraka di akhirat.



#AndaBertanyaIslamMenjawab


Sumber: Buku Anda Bertanya Islam Menjawab karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya'rawi